MahesaMediaCenter, Banten – KH. TB. SANGADIAH, MA yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan “ABAH” adalah seorang tokoh ulama kharismatik di Banten, oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai Sesepuh Banten beliau juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren AL-BANTANI, merupakan sosok yang tawadhu, bersahaja dan bijaksana. ABAH sendiri tidak merasa sebagai seorang kyai, bahkan pangkat santri pun ABAH tidak merasa memiliki.
Dalam bidang kerohanian, ABAH juga merupakan Penasehat Utama Tareqat Muktabarok Tingkat Nasional yang di Ketuai oleh Habib Luthfi bin Ali bin Yahya (tokoh kyai mashur dan ulama besar yang berdomisili di daerah Pekalongan – Jawa Tengah), Mustasyar/Dewan Penasehat PB NU (Pengurus Besar Nahdatul Ulama) Tingkat Nasional.
ABAH juga peduli terhadap seni dan budaya Banten, menjabat Ketua Umum Paguron Jalak Banten, organisasi masyarakat yang mengangkat dan menjunjung tinggi nilai luhur budaya bangsa dibidang seni beladiri pencak silat, yang tergabung bermacam ragam aliran dari berbagai daerah di Banten.
Dalam acara peringatan Hari Ulang tahun Bhayangkara ke 77 yang di adakan pada hari Senin tanggal 26 Juni 2023 di alun-alun kota serang, Kapolda Banten Irjen Pol. Prof. Dr. Rudy Heriyanto, S.H., M.H. Menobatkan ABAH sebagai Tokoh Pelestari Pusaka Indonesia.
Kapolda Banten memberikan penghargaan tersebut dikarenakan sosok dari ABAH yang di nilai mampu menjadi pelopor pelestarian benda-benda pusaka yang merupakan wujud nyata kearifan lokal dari sebuah budaya bangsa sebagai sebuah senjata/alutista sejak jaman era kerajaan sampai dengan era kemerdekaan dengan di bangunnya Museum Pusaka Banten oleh Abah K.H Sangadiah di daerah Pandeglang – Banten yang memiliki koleksi ribuan benda/senjata bersejarah.
Pada saat yang sama di dampingi oleh puterinya Ratu Anita Tristiawati, S.H., M.H., ABAH juga memberikan sebuah Keris Pusaka kepada Kapolda Banten yang pada awalnya Keris tersebut merupakan milik dari Pangeran Wira Asmara, anak dari Sultan Banten yang ke 4 yaitu Sultan Abul Mufakhir Mahmud Abdul Qodir (1605-1651).
Ketua Tim ahli Pusaka Provinsi Banten, Ki Kumbang juga menjelaskan kepada Wartawan bahwa Keris tersebut bernama Keris Piruga Alam yang berarti Kekuatan yang berasal dari alam, disimpan oleh K.H. Tb. Sangadiah – Pandeglang, sejak tahun 1958 dengan Jumlah Luk 12 dan berdhapur Naga Sasra berkinatah Emas khas daerah pulau Jawa yang berpadu dengan Deder Pandita Bali dengan di kelilingi batu mulia serta Sarangka khas Sulawesi Selatan yang merupakan sebuah simbol persatuan perpaduan budaya yang menyatu pada sebuah Keris Piruga Alam.
(Agung Darmawan)