MahesaMediaCenter (Jaringan MSM), Labusel Sumut – Realisasi anggaran pembangunan Imprastruktur sarana jalan jalan alternatif yang merupakan sarana pengangkut produksi pertanian dan angkutan lain hampir di seluruh wilayah di kabupaten labuhan batu Selatan sangat memprihatinkan, “Salah satunya jalan aternatif dari kab Labusel desa ulu mahuam, dan desa Rintis kecamatan silang kitang, menuju rantau perapat kab L batu di perkirakan sekitar sepanjang 6 km terlihat dari pantauan wartawan media Suara Mabes tgl 20/1 2025 jalan hancur lebur semua berlubang sehingga para pengguna jalan baik roda dua mau pun roda empat terlebih yang mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sangat kesulitan sering terjadi patah as membuat para pengguna jalan mengeluh dan angkutan yang lainya, ini menunjukkan betapa terbatasnya anggaran yang di realisasikan pemerintah daerah kab Labusel untuk memperbaiki sarana jalan tersebut.
Menurut warga setempat yang tidak ingin di sebut namanya saat di wawancarai Wartawan Media Suara Mabes tgl 23/1 2025 mengatakan bersyukur ada wartawan yang perduli terhadap jalan ini, saya apresiasi sama bapak yang selalu vokal mengawal dan memperhatikan jalan kami juga jalan orang banyak ini saya masih ingat ketika ada mobil palet bermuatan 40 ton bapak hentikan agar tidak lagi lewat di jalan aspal hotmix kls lll ini yang bisa truk bermuatan 8 ton saja pak, saya sangat salut pak di banding petugas dinas perhubungan Labusel terutama Kabid Lalin dan anggotanya sama sekali tidak perduli pak, padahal kalau truk teronton yang bermuatan 40 ton retak retak jalan ini, namun tidak ada yang perduli, hingga sekarang kami yang merasakan akibat dari keserakahan segelintir manusia rakus,
hanya mencari keuntungan pribadi,
“karena seingat saya ini jalan di bangun 2006 sebelum pemekaran pak, masih kab L batu, jadi tinggalan pengaspalan kabupaten L batu dulu sebelum mekar, “Nah 2008 di mekarkan menjadi kabupaten labuhan batu Selatan, sampai saat ini hancur lebur, Memeng ada yang di bangun oleh pemerintah kab Labusel ada 300 meter hotmix, kemudian ada lagi 700 meter sebelah kantor desa Rintis dan tambah 200 meter jadi kalau di jumlah 1.200 seribu dua ratus meter sejak tahun masa transisi 2009 sampai saat ini, “ini saya anggap pemerintah kab Labusel gagal membangun sarana jalan di seluruh wilayah Labusel karena apa tidak punya duit.
Sambungnya lagi ketika seorang yang menjadi kepala daerah tidak punya kemampuan memimpin akan jadi seperti ini, saya sangat kecewa jalan kami seperti ini sebenarnya kami enggak minta harus selesai sekali hotmix enggk pak, pinomat lah 700 meter saja setiap tahun hampir rampung ini enggak 3 tahun 300 meter sampai kapan jalan ini mau siap pak, benar apa yang di sampaikan pak Ari Wibowo, maaf pak saya bukan timnya pak Ari Wibowo, ketua DPC partai Gerindra dia mengatakan saat debat di sela sela pilkada November yang lalu..! Saya masih ingat kata pak Ari Wobowo, untuk membangun imprasruktur dengan menghabiskan anggaran yang cukup besar di kab Labusel ya harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi tidak bisa hanya berkutat pada APBD kita yang sangat kecil itu, tapi apa boleh buat Pak Ari Wibowo, kalah pilkada bulan November yang lalu. “Terang warga tersebut.
Di tempat terpisah aktivis LSM Obor Monitoring Citra Endependen OMCI perwakilan kab Labusel Sumut H Silitonga, mengatakan memang di sini letak kelemahan pemerintah kab Labusel untuk membangun dana ratusan miliar khususnya Imprastruktur kita tidak mampu kalau hanya mengandalkan APBD kita yang sangat kecil ini, tentu harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi harus ada link di sana itu benar apa yang sampaikan salah seorang masyarakat desa Rintis itu bang karena itu fakta apa yang iya sampaikan karena itu kan desa dia ya sudah barang tentu dia tau kapan jalan itu di bangun, yang pasti saya sampaikan jalan itu dari desa ulu mahuam, dan desa Rintis, kecamatan silang kitang menuju rantau perapat kurang lebih 6, km lah sampai perbatasan L batu menuju sigambal rantau perapat memang kurang di perhatikan itu jelas dan ada pembiyaran seingat saya itu masa transisi 2009 ada Sabrina, pelaksana tugas, dari kantor gubernur Sumut ada Pasaribu, tahun 2011 Wildan Aswan tanjung, dua periode ini juga Asiong, bupati Labusel sudah empat bupati selama di mekarkan kalau saya tidak salah mungkin Uda ada 16 tahun ini Labusel di mekarkan dari L batu tapi menurut saya itu memang tidak di prioritaskan alias di biyarkan kalau memang belum mampu di hatmix minimal ada upaya lah pemerintah daerah misalnya di siram petrun lalu di bomax kan bisa kan dananya tidak terlalu besar ini sengaja ada pembiyaran jadi kalau saya bilang ini sengaja di biyarkan, saya berpesan kepada bupati di kab Labusel ini jangan menyampaikan di luar kemampuanmu berjanji pada saat kampanye bicaralah sesuai dengan kempuanmu itu menurut saya sebagai warga negara yang ikut memperhatikan dan perduli masalah pembangunan di daerah ini yang tujuannya untuk kepentingan umum bukan ke pentingan pribadi Ok..! Tuturnya. (M Suyanto)