MahesaMediaCenter (Jaringan MSM), Babel – Viralnya video perkelahian antar pemuda yang beredar di media sosial dan telah dibagikan ratusan kali oleh masyarakat, menjadi perbincangan hangat di seluruh Kabupaten Belitung Timur sejak Minggu, 26 Januari 2025.
Perkelahian Antar Pemuda tersebut terjadi pada hari Minggu tanggal 26 Januari 2025 sekira pukul 03.00 Wib, berlangsung di Taman Kota Manggar Kabupaten Belitung Timur. Berkat kesigapan anggota di lapangan, para pelaku sudah diamankan dan sudah dilakukan pemeriksaan terkait kejadian tersebut.
Kapolres Belitung Timur AKBP Indra Feri Dalimunthe, SH, SIK, MH, Rabu (29/01/2025) menjelaskan ” para pemuda yang terlibat perkelahian sebanyak 14 orang dengan umur rata-rata antara 17-20 tahun dan 7 orang masih berstatus pelajar. Sebagai tindak lanjut dari Polres Belitung Timur, bagi pemuda yang terlibat dalam perkelahian, kami menghadirkan orang tua untuk lebih mengawasi pergaulan anak anaknya, karena Hal ini merupakan tanggung jawab bersama, dan peran orang tua tidak bisa lepas dari perkembangan anak.
“Kami juga mengingatkan para orang tua bahwa saat anak keluar dari rumah menuju sekolah, tanggung jawab tidak semata-mata berada di pihak sekolah. Orang tua tetap memiliki kewajiban untuk memantau aktivitas anak.
“Kami akan mengundang guru-guru dari para pelaku perkelahian untuk hadir di Polres dan berbagi metode pembinaan karakter siswa guna mencegah terulangnya kejadian perkelahian. Memang, ada kekhawatiran dari para guru dalam memberikan tindakan disiplin yang sering kali berbenturan dengan undang-undang dan aturan tertentu.
“Dari para pelaku perkelahian yang telah diperiksa, diperoleh keterangan bahwa motif perkelahian adalah karena salah paham”.
Adapun kronologi kejadian yaitu Pada hari minggu sekira pukul 02.15 Wib bertempat di tempat wisata situ kolong minyak Sdr. Reza bersama teman – temannya berjumlah kurang lebih 7 orang yang sedang nongkrong di tempat wisata situ kolong minyak Kec. Manggar, sekira pukul 02.25 Wib, datanglah Sdr. Riski bersama salah satu temannya ketempat rombongan Sdr. Reza berkumpul untuk mencari temannya yang bernama Reza dan Sdr. Riski bertanya ” za za mana Reza”, kemudian ditempat rombongan tersebut ada salah satu orang yang bernama Reza akan tetapi bukan merupakan Reza yang dicari oleh Sdr. Riski yang langsung menjawab dengan nada yang tinggi sehingga membuat Sdr. Riski merasa tidak diterima dan langsung menghampiri Sdr. Reza.
Saat dihampiri Sdr. Reza langsung memukul Sdr. Riski sehingga terjadi perkelahian antara Sdr. Reza dan Sdr. Riski akan tetapi karena melihat Sdr. Reza bersama teman – temannya Sdr. Riski memutuskan untuk kabur dan menelpon teman-temannya untuk meminta tolong dan berkumpul menunggu teman yg lain di sungai manggar untuk melakukan pembalasan karena merasa tidak terima, setelah berkumpul Sdr. Riski dan teman – temannya yang berjumlah 8 orang untuk mencari Sdr. Reza di salah satu tempat dan bertemulah di taman kota kemudian langsung menyerang Sdr. Reza sehingga terjadi perkelahian antar kelompok yang terlihat oleh masyarakat sekitar dan masyarakat mencoba melerai dengan berkata akan melapor ke pihak kepolisian sehingga membuat mereka berhenti berkelahi dan membubarkan diri.
“Kami mengajak semua pihak, termasuk orang tua dan guru, untuk memikul tanggung jawab bersama dalam mengawal masa depan anak-anak, jangan sampai perkelahian antar anak anak atau pelajar ini terulang.
“Kami mengimbau kepada para orang tua yang memiliki anak usia remaja untuk melakukan pengawasan yang ketat, minimal mengetahui aktivitas yang dilakukan anak, nomor HP teman-teman terdekat, serta jadwal kegiatan harian maupun mingguan anak. Kepada pihak guru, jangan takut untuk menegakkan aturan yang ada, buatkan SOP pembinaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan konsisten dalam penerapannya. Jangan sampai kebiasaan perkelahian melekat pada mindset anak-anak kita,” imbaunya. (edi babel).