MahesaMediaCenter (Jaringan MSM), Baturaja – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten OKU, telah berjalan sekitar tiga pekan. Namun, belum semua sekolah tersentuh dan merasakan program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto ini.
Berdasarkan hasil monitoring DKC Garda Prabowo OKU, saat ini baru 13 sekolah yang rutin mendapatkan jatah MBG, yakni 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 3 Taman Kanan-Kanak (TK), 7 Sekolah Dasar (SD) dan 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Ke 13 sekolah ini, rutin menerima paket menu MBG yang tersaji dalam wadah makan berbahan stainless yang didistribusikan oleh pihak katering yang dinilai oleh pemerintah telah memenuhi kriteria dan layak.
Setiap sekolah akan menerima paket MBG berdasarkan jumlah murid dan plus satu untuk dicoba terlebih dulu oleh pihak sekolah guna memastikan menu yang diberikan aman dan gizinya terpenuhi.
Dalam sepekan (senin-jumat), semua sekolah akan mendapat menu bervariasi mulai dari ayam ayam, ikan yang dioleh menjadi naget, daging, telur dan menu pelengkap nasi lainnya seperti tahu, tempe, sayur dan berbagai buah-buahan.
Namun, dalam uji coba yang telah berjalan sekitar tiga pekan tersebut, masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan. Seperti kurangnya asupan susu dalam menu MBG. Sejauh ini ribuan murid dari 13 sekolah tersebut, batu satu kali mendapatkan susu.
Kemudian, permasalahan sendok dan air minum. Setiap murid harus membawa sendiri dari rumah karena tidak disediakan oleh pihak katering.
“Sudah tiga minggu ini, Senin sampai Jumat, sekolah kita rutin menerima 252 paket MBG. Jumlah itu berdasarkan jumlah murid di SDN 7 OKU, dari kelas 1 sampai kelas 6,” jawab salah satu guru ketika ditanya Ketua DKC GP OKU, Rimbun saat pembagian paket MBG ke murid di setiap ruang kelas, Senin (10/2/2025).
Pihaknya juga mengakui, jika sejak pertama uji coba MBG dilakukan, SDN 7 OKU baru satu kali mendapat paket menu yang ada susu sebagai asupan protein hewani.
“Seingat kami, baru satu kali menerima menu yang ada susunya. Air minumnya memang tidak ada, jadi murid harus membawa sendiri dari rumah, termasuk sendok juga bawa sendiri dari rumah. Kalau menunya bagus dan lengkap, ada ayam, daging, ikan, telur, tempe, rahu dan buahan,” jelas guru lainnya.
Hal yang sama juga dialami murid-murid di SMP Negeri 1 OKU. Mereka harus membawa sendiri sendok dan air minum dari rumah.
“Iya, semua murid membawa sendiri sendok dan air minum dari rumah, karena dari sananya (pihak katering) memang tidak ada air minum dan sendok,” ujar salah satu pengajar di ruang guru SMPN 1 OKU.
Meski demikian, dia mengatakan, jika semua murid merasa senang, terutama para orang tua. Sebab, mereka tidak perlu lagi mengantar atau menyiapkan bekal makanan untuk anaknya.
“Jujur, kami juga sebagai guru sangat senang. Karena setelah makan, murid bisa lebih fokus menerima pelajaran,” katanya.
Menanggapi beberapa temuan ini, Ketua DKC GP OKU, Rimbun menganggap hal itu sebagai kekurangan dan bahan evaluasi agar ke depan program MBG dapat menjadi lebih baik.
“Garda Prabowo ini punya tanggung jawab mendukung dan menyukseskan semua program Pak Prabowo. Makanya kami turun langsung ke sekolah-sekolah untuk mengawal dan memastikan program MBG di OKU telah berjalan dengan baik,” ujarnya.
Dirinya mengatakan, akan berkoordinasi dan menyampaikan temuan tersebut dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya, seperti pihak katering selaku penyedia menu MBG dan tim Badan Gizi Nasional (BGN).
“Nanti akan kita sampaikan ke pihak katering dan pihak BGN di OKU. Agar bisa tahu mengapa sekolah lain belum mendapat giliran. Mengapa tidak menyediakan sendok dan air minum,” tandas Rimbun.
Terpisah, Dirga Repindo, selaku Kepala Pelayanan Pemenuhan Gizi dari Badan Gizi Nasional (BGN) untuk wilayah OKU Raya, membenarkan bahwa saat ini baru 13 sekolah yang mendapatkan MBG.
“Karena saat ini baru ada 1 katering sebagai pihak ketiga yang memenuhi kriteria dan layak untuk menyediakan menu MBG. Untuk sekolah yang mendapatkan MBG sebanyak 13 sekolah di dalam Kota Baturaja, karena ditentukan berdasarkan koordinat terdekat dari tempat katering tersebut. Insya Allah, targetnya di OKU dalam tahun ini, semua sekolah sudah bisa menikmati program MBG,” jelasnya.
Disinggung tidak adanya sendok dan air minum, Dirga mengatakan, selain sebagai efisiensi juga untuk menjaga dan memastikan kehigienisan peralatan makan (sendok) dan tempat air minum yang dipakai murid.
“Tapi ini menjadi masukan dan akan kita sampaikan ke pusat. Kalau masalah susu, benar baru satu kali. Karena selain keterbatasan susu di daerah ini, susu merupakan protein hewani yang bisa diganti dengan telor. Sehingga tidak mengurangi jumlah asupan gizi yang sudah ditentukan oleh BGN,” bebernya.
Dia menambahkan, menu MBG sudah disusun oleh pihak berkompeten dalam ahli gizi. “Kemudian pihak ahli gizi berkoordinasi dengan pihak dapur katering yang menyediakan menu MBG agar sesuai dengan gizi seimbang,” pungkasnya(erham)